Tempat Q mengadu

Minggu, 17 Januari 2010

Mengenal Jaringan Wifi


BAB I

MENGENAL WIFI

A. Pengertian WIFI

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

B. Kegunaan WIFI

Wifi adalah sebuah jaringan yang tidak menggunaka kabel dan wifi menggunakan frekuensi Radio unutk berkomunikasi antar computer dengan computer lain hingga Negara ke Negara lain dan keseluruh dunia.

Jaringan wifi bisa juga dikatakan jaringan lokal nirkabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya: link terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar. Area dapat berjarak dari ruangan tunggal ke seluruh kampus. Tulang punggung jaringan biasanya menggunakan kable, dengan satu atau lebih titik akses jaringan menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel.

LAN nirkabel adalah suatu jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik akses yang merupakan dasar dari transiver radio dua arah yang tipikalnya bekerja di bandwith 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) atau 5 GHz (802.11a).

BAB II

STANDARISASI WIFI

A. Berbagai Tipe Standar 802.11

Hingga saat ini standar 802.11 masih terus dikembangkan oleh IEEE, mereka membentuk kelompok-kelompok kerja yang masing-masing memiliki tujuan tersendiri dalam mengembangkan berbagai aspek dari teknologi ini, grup-grup ini dinamai berdasarkan dengan abjad yang ada dibelakang, contohnya 802.11x. Berbagai jenis standar 802.11 ini:

1. 802.11 (Tahun 1997)

Standar ini merupakan generasi pertama dari teknologi Wireless LAN yang bertujuan untuk mengembangkan spesifikasi Medium Access Control (MAC) dan Physical Layer (PHY) untuk hubungan nirkabel bagi terminal tetap, portabel, dan bergerak dalam lokal area. Bekerja pada frekuensi 2.4 GHz, menspesifikasikan tiga macam physical layer yaitu:

1. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS)

2. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

3. Infra Merah/Infra Red (IR)

802.11 memiliki dua kecepatan transmisi yaitu:

1. 1 Mbps, menggunakan modulasi Differential Binary

Phase Shift Keying (DBPSK).

2. 2 Mbps, menggunakan modulasi Differential Quadrature

Phase Shift Keying (DQPSK).

2. 802.11a (Tahun 1999)

Standar ini mengunakan pita frekuensi baru untuk jaringan Wireless LAN dengan peningkatan kecepatan transfer data hingga 54 Mbps dengan digunakannya teknik modulasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Standar 802.11a ini menggunakan pita gelombang Unlicensed National Information Infrastructure (UNII) yang mulai banyak digunakan di berbagai bidang teknologi nirkabel, pita ini dibagi menjadi tiga bagian yang berbeda yaitu:

1. UNII-1 dengan frekuensi pada 5.2 GHz.

2. UNII-2 dengan frekuensi pada 5.7 GHz.

3. UNII-3 dengan frekuensi pada 5.8 GHz.

802.11a sering dianggap sebagai pendahulu 802.11b, ini merupakan salah pengertian karena sebenarnya 802.11b merupakan generasi kedua dan 802.11a merupakan generasi ketiga, 802.11a sendiri masih menggunakan MAC yang sama seperti pada 802.11 maupun 802.11b sedangkan perbedaan hanya terdapat pada physical layer-nya saja.

3. 802.11b (Tahun 1999)

Standar ini masih bekerja pada frekuensi 2.4 GHz seperti 802.11 namun memberikan peningkatan kecepatan transfer 5.5 Mbps dan 11 Mbps, ini dimungkinkan dengan penggunaan teknik modulasi Complementary Code Keying (CCK), standar ini hanya menspesifikasikan penggunaan DSSS saja, karena FHSS dan infra merah tidak mampu memenuhi tuntutan kecepatan untuk masa depan. Standar ini disebut juga 802.11 High Rate (HR).

4. 802.11c (Tahun 1998)

Grup kerja ini menambahkan dukungan terhadap layanan sublayer internal (Internal Sublayer Service) pada prosedur MAC untuk dapat menjembatani operasi antar MACMAC 802.11.

5. 802.11d (Tahun 2001)

Penambahan grup ini akan bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan layer physical seperti pengaturan kanal, pola loncatan sinyal, pemberian atribut pada MIB (Management Information Base), dan berbagai kebutuhan lainnya untuk menyesuaikan operasi Wireless LAN pada negara-negara yang berbeda.

6. 802.11e

Grup kerja ini bertugas meningkatkan kualitas 802.11 (baik a, b, maupun g) agar menyamai kualitas layanan dari ethernet, menambahkan Class of Service dan mengefisienkan protokol yang akan mendongkrak kecepatan total dari sistem dalam menangani aplikasi seperti audio, video, multimedia streaming melalui jaringan nirkabel.

7. 802.11f

Grup kerja ini bekerja untuk menyamakan aturan-aturan yang digunakan untuk Inter-Access Point Protocol (IAPP) yaitu agar berbagai access point dari vendor yang berbeda dapat bekerja sama pada sistem nirkabel terdistribusi yang mendukung 802.11, sehingga terminal-terminal yang menggunakan adapter Wireless LAN dapat melakukan roaming antar access point.

8. 802.11g

Standar 802.11g atau yang juga disebut dengan 802.11b extended meningkatkan kecepatan transfer data hingga 54 Mbps pada pita gelombang 2.4 GHz. Pada awalnya terdapat perbedaan pendapat tentang teknik modulasi yang akan digunakan oleh standar ini, namun akhirnya diputuskan penggunaan teknik modulasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan alternatif penggunaan modulasi Packet Binary Convolution Coding (PBCC).

9. 802.11h

Grup kerja ini mengembangkan standar untuk penggunaan tenaga baterai dan daya transmisi sinyal radio, juga pemilihan kanal komunikasi yang dinamis. Dibentuknya kelompok kerja ini disebabkan oleh kebutuhan umur pemakaian baterai yang lebih lama dan adanya peraturan Equivalent Isotropically Radiated Power (EIRP) di setiap negara.

10. 802.11i

Kelompok kerja ini difokuskan untuk mengembangkan protokol keamanan data dan otentikasi pengguna dari seluruh standar 802.11. Standar keamanan 802.11b adalah Wired Equivalent Privacy (WEP) yang merupakan teknik enkripsi data menggunakan algoritma RC4 dengan panjang kunci 64 atau 128 bit. Algoritma ini telah diketahui memiliki kelemahan yang memungkinkan jaringan untuk disadap dan diserang.

11. 802.11j

Kelompok kerja ini menstandarisasi penggunaan frekuensi 5 GHz untuk berbagai teknologi jaringan nirkabel seperti IEEE, ETSI Hyperlan2, ARIB, HiSWANa.

Dari berbagai jenis pengembangan standar IEEE 802.11 yang ada diatas, terdapat empat standar utama yang lebih atau akan populer yaitu 802.11, 802.11b, 802.11a, dan 802.11g.

Standar 802.11a memiliki performa lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan bandwidth di masa mendatang, namun 802.11a juga memiliki beberapa kekurangan bila dibandingkan dengan 802.11b, karena menggunakan frekuensi yang lebih tinggi membuat jangkauan jaraknya relatif lebih pendek yaitu sekitar 50 meter dibandingkan dengan 100 meter pada 802.11b, gelombang 5 GHz juga relatif lebih sulit menembus benda-benda padat. Kekurangan yang lain dari standar 802.11 ini yaitu karena 802.11b dan 802.11a menggunakan teknik radio dan modulasi yang berbeda maka keduanya tidak dapat saling berkomunikasi. Karena itu IEEE membentuk grup kerja IEEE 802.11g yang bekerja untuk meningkatkan kecepatan transfer data pada frekuensi 2.4 GHz hingga 54 Mbps sehingga memiliki transfer data setara dengan 802.11a namun tidak memiliki kekurangan dalam masalah jarak jangkauan, serta masih kompatibel dengan peralatan yang menggunakan standar 802.11b.

B. Perangkat Yang Menggunakan WIFI

1. Laptop

2. Nootbook

3. Netbook

4. Hand phon

5. Dan lain-lain

c. Wifi indoor dan outdoor

Wifi indoor adalah Merupakan sebuah perangkat pusat akses (access point) yang digunakan untuk melayani user dengan devices-nya dalam suatu coverage area tertentu, misalnya dalam sebuah café, lokasi lobby, gedung kampus, ruangan tertentu, dan sebagainya.

Wifi outdoor adalah merupakan sebuah perangkat pusat acces yang digunakan untuk melayani claint-claint wifi yang digunakan unutk jaringan diluar yang berkapasitas luas hingga jangkauannya mencapai kiloan meter.

DAFAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi

http://web2.web.ugm.ac.id/index.php?link=wifi


Metode Pengumpulan Data

BAB I

JENIS DATA

A. Macam-Macam Data

Untuk memperoleh data atau informasi dalam studi kasus tentu perlu dilakukan kegiatan pengumpulan data. Data sebagai informasi awal yang dibutuhkan sebagai penunjang studi kasus, untuk itu diperlukan data-data mengenai klien dalam aspek-aspek sebagai berikut :
Latar belakang keluarga; data tentang orang tua, saudara-saudara, taraf sosial ekonomi keluarga, suasana kehidupan keluarga, adapt istiadat, pola asuh orang tua.Riwayat sekolah; jenjang pendidikan sekolah yang telah diselesaikan dalam waktu berapa tahun, tamat dimana, tahu berapa, kesulitan belajar yang dialami.

Taraf prestasi; dalam bidang-bidang studi yang mempunyai relevansi bagi perencanaan pendidikan lanjutan dan penentuan jabatan kelak. Taraf kemampuan intelektual atau kemampuan akademik; kemampuan untuk mencapai prestasi disekolah yang didalamnya berpikir memegang peranan pokok. Bakat khusus; kemampuan untuk mencapai prestasi yang tinggi di bidang tertentu. Minat terhadap bidang studi dan bidang pekerjaan tertentu; kecenderungan menetap untuk merasa tertarik pada sesuatu. Pengalaman diluar sekolah; kegiatan dalam organisasi muda-mudi dan pengalaman kerja. Cirri-ciri keperibadian yang tidak termasuk kedalam no 4 ,5, 6 diatas; sifat tempramen, sifat karakter, corak kehidupan emosional, nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi, kadar pergaulan social dengan teman-teman sebaya, sikap dalam menghadapai permasalahan dalam berbagai bidang kehidupan, keadaan mental dsb. Kesehatan jasmani; keadaan kesehatan pada umumnya, gangguan pada alat-alat indera, cacat jasmani dan penyakit serius yang pernah diderita.

BAB II

METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrument pengumpul data. Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan menggunakan metode test dan metode non test.

1. PENGUMPULAN DATA DENGAN METODE TEST

Test merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.

Keunggulan metode ini adalah : Lebih akurat karena test berulang-ulang direvisi.
Instrument penelitian yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah : Hanya mengukur satu aspek data. Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang. Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu dilakukan.

A. JENIS-JENIS TES

1. TES INTELEGENSI

Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berfikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.

2. TES BAKAT

Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu.

3. TES MINAT

Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest).

4. TES KEPRIBADIAN

Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu. Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya.

5. TES PERKEMBANGAN VOKASIONAL

Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).

6. TES HASIL BELAJAR (ACHIEVEMENT TEST)

Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.

2. PENGUMPULAN DATA DENGAN METODE NON TEST

Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes.

A. OBSERVASI OBSERVASI

Diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan observasi

Keunggulan metode ini adalah : Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah. Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner.
Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer. Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.

Kelemahan metode ini adalah : Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat. Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan. Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia. Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.

1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )

Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.

Keuntungan :

Catatan ini menggambarkan perilaku individu, biasanya dalam berbagai situasi yang berbeda, sehingga dapat menyumbangkan pemahaman yang lebih besar tentang kepribadian individu tersebut. Catatan tentang perilaku yang jelas akan menghasilkan pemahaman yang lebih tepat mengenai subyek, daripada generalisasi yang tidak jelas, terlalu luas, dan tidak dilengkapi bukti kuat. Catatan ini mendorong guru untuk tertarik dan mendapatkan informasi tentang individu.Catatan ini melengkapi data kuantitatif dan memperkaya penafsiran perilaku.

Kelemahan :

Catatan ini dapat berguna hanya jika penggambaran pengamatannya akurat dan komprehensif.Catatan ini bisa menciptakan masalah serius bagi personel sekolah berkaitan dengan undang-undang yaitu (Undang-Undang dan Privasi Pendidikan Keluarga 1974) yang diciptakan untuk melindungi hak privasi siswa. Pencatatan data tentang orang tua atau anak dpat berdampak sangat berbahaya. Beberapa kejadian yang dialami subyek sehari-hari cenderung menjadi bahan observasi dan dicatat. Kejadian ini menimbulkan kesan tentang subyek itu diluar proporsi kepentingannya. Pencatatan dan penggambaran perilaku yang tidak representative mungkin akan mempengaruhi perilaku individu yang lain. Catatan anecdotal banyak memakan waktu dalam penulisan dan pemrosesannya. Hal ini jelas menambah beban konselor, guru, dan petugas sekolah.

2. Catatan Berkala (Incidental Record)

Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan.

3. Daftar Chek (Check List )

Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati.

4. Skala Penilaian (Rating Scale)

Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut.

Keuntungan

Kelebihan skala pengukuran adalah karena merupakan alat perhitungan observasi dan merupakan alat yang bagi pengamat dapat digunakan untuk menilai individu yang sama, dengan demikian akan memperbesar reliabilitas penilaian. Penilaian yang sama dari beberapa penilai, asalkan mereka memiliki pengetahuan yang sama tentang individu yang sedang dinilai, biasanya hasilnya lebih baik daripada penilaian yang hanya dilakukan satu orang.

Kelemahan:

Kesalahan bias personal, efek halo, kecenderungan sentral, dan kesalahan logis. Karena skala penilaian telah digunakan secara luas selama bertahun-tahun, kekurangan itu cukup dikenal oleh mereka yang merancang dan menggunakannya. Namun, jenis-jenis kesalahan itu bisa saja terjadi dengan berbagai bentuk berdasarkan observasi yang dilakukan.

5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)

Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan.

B. ANGKET TERTULIS

Alat ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis juga. Dengan mengisi angket ini siswa memberikan keterangan tentang sejumlah hal yang relevan bagi keperluan bimbingan, seperti keterangan tentang keluarga, kesehatan jasmani, riwayat pendidikan, pengalaman belajar sekolah dan dirumah, pergaulan social, rencana pendidikan lanjutan, kegiatan diluar sekolah, hobi dan mungkin kesukaran yang mungkin dihadapi.

Keunggulan :

Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan. Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Kelemahan:

Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan. Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia menghendaki demikian. Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.

C. WAWANCARA INFORMASI

Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.

Keunggulan:

Diperoleh informasi dalam suasana komunikasi secara langsung, yang memungkinkan siswa selain memberikan data factual seperti yang ditulis dalan angket, juga mengungkapkan sikap, pikiran, harapan, dan perasaan.

Rumusan pertanyaan dapat disesuaikan dengan daya tangkap siswa.
Dapat ditanyakan hal-hal yang bersifat sensitive, seperti suasana keluarga, corak pergaulan dengan saudara kandung dan teman sebaya, penggunaan bahan narkotika, pengalaman seksual, dsb.

Interview penting untuk memperoleh informasi, tidak hanya merngenai item-item yang factual seperti yang biasa tercakup pada kuesioner pengumpul data-siswa, namun juga mengenai sikap, ambisi dan hal afektif lain yang menyusun studi kasus ini. Fact-Finding interview dapat digunakan karena data sebelumnya tidak jelas atau karena perasaan yang mendasari perlu ditemukan dan dipahami.

Kelemahan :

Memakan banyak waktu bagi petugas bimbingan. Siswa berprasangka terhadap petugas bimbingan dan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Petugas bimbingan mendengarkan terlalu selektif atau bertanya-tanya dengan cara yang sugestif. pembuatan catatan memberikan kesan kepada siswa bahwa dia sedang berhadapan dengan petugas kepolisian.

Interview mungkin mengubah informasi mengenai interview mereka sendiri, reaksi mereka, dan pengalaman mereka. Interview dapat menjadikan sumber kesalahan. Mereka dapat mencatat informasi karena “pendengaran yang selektif”. Mungkin mereka hanya gagal mendengarkan pernyataan interviewee yang bertentangan dengan opini,reaksi, sikap atau ide tentang situasi mereka sendiri.

D. OTOBIOGRAFI

Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja.

Keunggulan :

Disamping menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut. Menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang. Berunsur subjektifitas sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of reference).

Kelemahan :

Unsur sujektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan orang lain secara berat sebelah. Memerlukan waktu yang lama,

E. SOSIOMETRI

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan social dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok.

Keunggulan :

Mungkin kelebihan terbesar teknik sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari sumber yang lain.

Kelemahan :

Perlu diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti tentang individu pada periode tertentu. Seluruh teori sosiometri atau postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak tersangkal kebenarannya. Siswa cenderung memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan (sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup)

DAFTAR PUSTAKA

http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/

http://www.infoskripsi.com/Tip-Trik/Instrumen-dan-Teknik-Pengumpulan-Data.html

pengenalan WIFI

BAB I

MENGENAL WIFI

A. Pengertian WIFI

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

B. Kegunaan WIFI

Wifi adalah sebuah jaringan yang tidak menggunaka kabel dan wifi menggunakan frekuensi Radio unutk berkomunikasi antar computer dengan computer lain hingga Negara ke Negara lain dan keseluruh dunia.

Jaringan wifi bisa juga dikatakan jaringan lokal nirkabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya: link terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar. Area dapat berjarak dari ruangan tunggal ke seluruh kampus. Tulang punggung jaringan biasanya menggunakan kable, dengan satu atau lebih titik akses jaringan menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel.

LAN nirkabel adalah suatu jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik akses yang merupakan dasar dari transiver radio dua arah yang tipikalnya bekerja di bandwith 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) atau 5 GHz (802.11a).

BAB II

STANDARISASI WIFI

A. Berbagai Tipe Standar 802.11

Hingga saat ini standar 802.11 masih terus dikembangkan oleh IEEE, mereka membentuk kelompok-kelompok kerja yang masing-masing memiliki tujuan tersendiri dalam mengembangkan berbagai aspek dari teknologi ini, grup-grup ini dinamai berdasarkan dengan abjad yang ada dibelakang, contohnya 802.11x. Berbagai jenis standar 802.11 ini:

1. 802.11 (Tahun 1997)

Standar ini merupakan generasi pertama dari teknologi Wireless LAN yang bertujuan untuk mengembangkan spesifikasi Medium Access Control (MAC) dan Physical Layer (PHY) untuk hubungan nirkabel bagi terminal tetap, portabel, dan bergerak dalam lokal area. Bekerja pada frekuensi 2.4 GHz, menspesifikasikan tiga macam physical layer yaitu:

1. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS)

2. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

3. Infra Merah/Infra Red (IR)

802.11 memiliki dua kecepatan transmisi yaitu:

  1. 1 Mbps, menggunakan modulasi Differential Binary

Phase Shift Keying (DBPSK).

  1. 2 Mbps, menggunakan modulasi Differential Quadrature

Phase Shift Keying (DQPSK).

2. 802.11a (Tahun 1999)

Standar ini mengunakan pita frekuensi baru untuk jaringan Wireless LAN dengan peningkatan kecepatan transfer data hingga 54 Mbps dengan digunakannya teknik modulasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Standar 802.11a ini menggunakan pita gelombang Unlicensed National Information Infrastructure (UNII) yang mulai banyak digunakan di berbagai bidang teknologi nirkabel, pita ini dibagi menjadi tiga bagian yang berbeda yaitu:

1. UNII-1 dengan frekuensi pada 5.2 GHz.

2. UNII-2 dengan frekuensi pada 5.7 GHz.

3. UNII-3 dengan frekuensi pada 5.8 GHz.

802.11a sering dianggap sebagai pendahulu 802.11b, ini merupakan salah pengertian karena sebenarnya 802.11b merupakan generasi kedua dan 802.11a merupakan generasi ketiga, 802.11a sendiri masih menggunakan MAC yang sama seperti pada 802.11 maupun 802.11b sedangkan perbedaan hanya terdapat pada physical layer-nya saja.

3. 802.11b (Tahun 1999)

Standar ini masih bekerja pada frekuensi 2.4 GHz seperti 802.11 namun memberikan peningkatan kecepatan transfer 5.5 Mbps dan 11 Mbps, ini dimungkinkan dengan penggunaan teknik modulasi Complementary Code Keying (CCK), standar ini hanya menspesifikasikan penggunaan DSSS saja, karena FHSS dan infra merah tidak mampu memenuhi tuntutan kecepatan untuk masa depan. Standar ini disebut juga 802.11 High Rate (HR).

4. 802.11c (Tahun 1998)

Grup kerja ini menambahkan dukungan terhadap layanan sublayer internal (Internal Sublayer Service) pada prosedur MAC untuk dapat menjembatani operasi antar MACMAC 802.11.

5. 802.11d (Tahun 2001)

Penambahan grup ini akan bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan layer physical seperti pengaturan kanal, pola loncatan sinyal, pemberian atribut pada MIB (Management Information Base), dan berbagai kebutuhan lainnya untuk menyesuaikan operasi Wireless LAN pada negara-negara yang berbeda.

6. 802.11e

Grup kerja ini bertugas meningkatkan kualitas 802.11 (baik a, b, maupun g) agar menyamai kualitas layanan dari ethernet, menambahkan Class of Service dan mengefisienkan protokol yang akan mendongkrak kecepatan total dari sistem dalam menangani aplikasi seperti audio, video, multimedia streaming melalui jaringan nirkabel.

7. 802.11f

Grup kerja ini bekerja untuk menyamakan aturan-aturan yang digunakan untuk Inter-Access Point Protocol (IAPP) yaitu agar berbagai access point dari vendor yang berbeda dapat bekerja sama pada sistem nirkabel terdistribusi yang mendukung 802.11, sehingga terminal-terminal yang menggunakan adapter Wireless LAN dapat melakukan roaming antar access point.

8. 802.11g

Standar 802.11g atau yang juga disebut dengan 802.11b extended meningkatkan kecepatan transfer data hingga 54 Mbps pada pita gelombang 2.4 GHz. Pada awalnya terdapat perbedaan pendapat tentang teknik modulasi yang akan digunakan oleh standar ini, namun akhirnya diputuskan penggunaan teknik modulasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan alternatif penggunaan modulasi Packet Binary Convolution Coding (PBCC).

9. 802.11h

Grup kerja ini mengembangkan standar untuk penggunaan tenaga baterai dan daya transmisi sinyal radio, juga pemilihan kanal komunikasi yang dinamis. Dibentuknya kelompok kerja ini disebabkan oleh kebutuhan umur pemakaian baterai yang lebih lama dan adanya peraturan Equivalent Isotropically Radiated Power (EIRP) di setiap negara.

10. 802.11i

Kelompok kerja ini difokuskan untuk mengembangkan protokol keamanan data dan otentikasi pengguna dari seluruh standar 802.11. Standar keamanan 802.11b adalah Wired Equivalent Privacy (WEP) yang merupakan teknik enkripsi data menggunakan algoritma RC4 dengan panjang kunci 64 atau 128 bit. Algoritma ini telah diketahui memiliki kelemahan yang memungkinkan jaringan untuk disadap dan diserang.

11. 802.11j

Kelompok kerja ini menstandarisasi penggunaan frekuensi 5 GHz untuk berbagai teknologi jaringan nirkabel seperti IEEE, ETSI Hyperlan2, ARIB, HiSWANa.

Dari berbagai jenis pengembangan standar IEEE 802.11 yang ada diatas, terdapat empat standar utama yang lebih atau akan populer yaitu 802.11, 802.11b, 802.11a, dan 802.11g.

Standar 802.11a memiliki performa lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan bandwidth di masa mendatang, namun 802.11a juga memiliki beberapa kekurangan bila dibandingkan dengan 802.11b, karena menggunakan frekuensi yang lebih tinggi membuat jangkauan jaraknya relatif lebih pendek yaitu sekitar 50 meter dibandingkan dengan 100 meter pada 802.11b, gelombang 5 GHz juga relatif lebih sulit menembus benda-benda padat. Kekurangan yang lain dari standar 802.11 ini yaitu karena 802.11b dan 802.11a menggunakan teknik radio dan modulasi yang berbeda maka keduanya tidak dapat saling berkomunikasi. Karena itu IEEE membentuk grup kerja IEEE 802.11g yang bekerja untuk meningkatkan kecepatan transfer data pada frekuensi 2.4 GHz hingga 54 Mbps sehingga memiliki transfer data setara dengan 802.11a namun tidak memiliki kekurangan dalam masalah jarak jangkauan, serta masih kompatibel dengan peralatan yang menggunakan standar 802.11b.

B. Perangkat Yang Menggunakan WIFI

1. Laptop

2. Nootbook

3. Netbook

4. Hand phon

5. Dan lain-lain

c. Wifi indoor dan outdoor

Wifi indoor adalah Merupakan sebuah perangkat pusat akses (access point) yang digunakan untuk melayani user dengan devices-nya dalam suatu coverage area tertentu, misalnya dalam sebuah café, lokasi lobby, gedung kampus, ruangan tertentu, dan sebagainya.

Wifi outdoor adalah merupakan sebuah perangkat pusat acces yang digunakan untuk melayani claint-claint wifi yang digunakan unutk jaringan diluar yang berkapasitas luas hingga jangkauannya mencapai kiloan meter.

DAFAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi

http://web2.web.ugm.ac.id/index.php?link=wifi